(3/7) Kelelahan Tiada Akhir

Minggu 3 Juli 2011

Hoahmmm (:

00.24 WIB
Terdengar suara ketukan di pintu. Kak Ina memanggil-manggil Asih dengan suara panik. Rupanya suami kak Ina, kak Jemat, baru saja mengalami kecelakaan di Badau. Tangannya robek, luka di kaki dan wajah. Asih memberikan pertolongan pertama. Setelah itu ia dibawa ke Badau untuk dijahit lukanya.

Pagi Hari...

Menu Brunch
Kami bangun lebih awal karena harus kerja bakti. Sebelum makan anak-anak mengajak kami untuk membuat sapu lidi. Kami pun pergi ke dekat sungai dan membuat sapu lidi dari pohon semacam kelapa. Sebelum sempat makan kami pun kerja bakti membersihkan lingkungan desa. Kelelahan bertambah saat harus memunguti sampah-sampah terpendam selama bertahun-tahun. Belum lagi tai-tai jane-bahasa Iban untuk babi-yang bertebaran. Kelelahan sedikit terhibur dengan jambu dan buah asam pemberian anak-anak




Kostum Kerja Bakti

.

Banyaknya Sampah


Curhatan sehabis kerja bakti...
Jujur, setelah kerja bakti ini saya jadi kapok untuk kerja bakti lagi. Kebanyakan warga hanya melihat kami bersih-bersih (kami seperti pembantu rumah tangga mereka), bahkan ada yang berkomentar, "Biarkan saja, nanti juga tai janenya hilang kalau hujan" KRIK KRIK

Membuat gelang manik-manik...


Manik-manik bertebaran
Kami sudah berjanji dengan anak-anak untuk membuat gelang manik-manik bersama. Yak, butuh kesabaran sangat ekstra, 1 kesabaran untuk membuat gelang manik-manik, 1 kesabaran lagi untuk menghadapi anak-anak (omelannya). Setelah sore kami belum berhasil membuat 1 huruf pun di gelang itu .___.

Malam hari...
Dengan pencahayaan seadanya kami melanjutkan membuat gelang, tapi tidak bertahan lama. Kami melarikan diri dengan alasan makan :p

0 comments:

Post a Comment