22 Juni 2011
Intro
Kecamatan Nanga Badau memiliki beberapa desa yg sangat berbeda peradabannya. Meskipun berasal dari suku bangsa yg sama, dayak iban, desa-desa ini memiliki kesenjangan yg cukup tinggi. Semuntik, desa paling terpencil, desa paling terbelakang di Kecamatan Nanga Badau merupakan desa yg menjadi tempat tinggal kami selama sebulan ke depan.
Perjalanan ke Semuntik
Dilihat dari atas :D
Kami memulai perjalanan kami di sore hari, dari Desa Kekurak kami dijemput dengan angkutan desa menuju Desa Semuntik. Jalan yg kami lalui sangatlah... ekstrem... di kanan kiri dipenuhi perkebunan dan hutan sekunder. Berbeda dengan jalan-jalan yg kami lalui sebelumnya, jalan ini tidak beraspal. Jika hujan datang, akses ke Desa Semuntik akan terputus.
Semuntik di Hari Pertama
Ibu kepdes dan anak kak , Melati
Hal pertama yg membuat kami menelan ludah adalah isu tidak ada listrik di Semuntik. Memang, Desa Semuntik tidak dialiri listrik dari PLN atau listrik Malaysia seperti desa-desa lainnya. Listrik didapatkan dari genset atau solar system *tergantung kreativitas warga setempat* untunglah rumah kepala desa yg kami tempati memiliki genset sehingga masih ada lampu menyala di malam hari. Rumah kepdes pun masih memiliki kulkas modern.
Funny Parts
Piggies :p
Piggy2, kucing, anjing, dan ayam berkeliaran secara bebas. Jadi tidak heran jika baunya pun bertebaran di mana-mana. Anda yg takut anjing harus bersabar :p
Untuk membersihkan diri, kami harus mandi di sungai seperti warga-warga lainnya. Kami mandi dengan penuh kehebohan. Masih 1 bulan lebih bertualang di Desa Semuntik. Semangaaaaaaaaaat!!
Insiden
Saya kentut di tengah keheningan rapat dengan para petinggi desa..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment