Februari 2019, tiba juga waktu kontrol ke RS. Gue harus cek darah dan kontrol ke dokter setiap 3 bulan sekali. Gak kerasa udah hampir 3 tahun dari awal gonjang ganjing lymphoma. Rutinitas kontrol ke dokter hanya menjadi "check point" untuk kehidupan pasca lymphoma. Kehidupan sudah 99% kembali seperti dulu.
Gue tanya sama dokter, "Sampai kapan kontrol gini dok?". Dokter bilang "Jalanin aja". Rutinitas kontrol ini memang menjadi aneh untuk gue yang fisiknya kelihatan sangat normal dari luar. Waktu terkena lymphoma pun, prognosis gue sangat baik, jadi gue cukup positif bisa sembuh.
Saat kontrol kali ini, tiba-tiba gue bertanya sama dokter, bagaimana kabar Mahisa, pasien sesama Lymphoma yang dulu juga menjalani kemoterapi di RS Premier Bintaro. Ternyata dia sudah meninggal karena infeksi. Umur memang tidak ada yang tahu.
Dulu cukup sering dokter dan suster membandingkan kami. Dua pasien lymphoma di mediastinum. Umur yang tidak berbeda jauh. Dia juga baru nikah saat itu, jadi lebih dramatis dibanding gue. Wanda yang "tegar" saat kemo, karena tenang-tenang aja pas dikasih obat. Mahisa yang sering sesak napas, susah minum obat telan, dan berbagai penderitaan lainnya saat kemo. "Wanda hebat ya, obat (tablet) ini kan pahit banget, tapi cepet banget ditelannya, kalau Mahisa lama banget muntah-muntah dulu". Setelah itu gue baru sadar kalau obatnya emang pahit banget. Beberapa kali gue lihat dia kontrol ke dokter. Di kemoterapi ke 5 atau 6 gue lihat dia jalan ke meja poli suster, terlihat sehat dan normal. Cuma botak aja.
Gak lama setelah beres kemoterapi, Mahisa pergi ke Bandung. Lalu terkena infeksi paru-paru. Orang yang lagi kemoterapi memang rentan terkena penyakit. Kondisinya langsung drop dan masuk ICU. Gak lama setelah itu Mahisa dipanggil Tuhan. I don't really know you, but I hope you find your peace.
Meanwhile gue masih bisa menjalani kehidupan "normal" sampai sekarang. Dulu komplikasi paling parah yang gue alami adalah sariawan, itu juga gara-gara maka sushi aeon. Padahal sudah jelas terlarang. I guess I just dodged a bullet, huh.
Labels:
cancer,
kelenjar getah bening,
lymphoma
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment